Entri Populer

Minggu, 02 Januari 2011

FISIOLOGI ORBITA


PALPEBRA :
Dapat mengedip dan membuka kelopak. Bekerja sebagai diagfragma. Bila tidak dapat menutup disebut : Lagoptalmus. Bila palpebra menjadi kering disebut : Xerosis. Terutama waktu tidur, jika terjadi laggoptalmus—> maka kering ( xerosis ) sehingga mudah terjadi infeksi, maka terjadi keratitis dan lagoptalmus. Bila mata tidak dapat membuka dengan sempurna disebut : Ptosis
- Ptosis Partial : Biasanya terdapat kelainan musculus levator palpebra dan bersifat kongenital.
- Ptosis Total : Disebabkan oleh kelumpuhan syaraf III (Okulomotorius ) dan causa trauma.
KONJUNGTIVA :
Merupakan membran mukosa yang meliputi palpebra dan bola mata.
Ada tiga bagian :
1. Konjungtiva forniks :
Struktur sama dengan palpebra. Hubungan dengan jaringan di bawahnya lebih lemah dan membentuk lekukan-lekukan mengandung banyak pembuluh darah. Terdapat saluran muara air mata.
2. Konjungtiva Bulbi.
Tipis dan tembus pandang, dibagian anterior bulbus oculi. Dibaweah conjungtiva bulbi terdapat kapsula tenon. Struktur sama dengan konjungtiva palpebra tanpa kelenjar. Dari limbus epitel konjungtiva berlanjut sebagai epitel kornea.
3. Konjungtiva Palpebra :
Sama dengan konjungtiva tarsalis berhubungan dengan tarsus sangat erat.
Vaskularisasi : Dari arteri kanjungtiva posterior dan arteri ciliaris anterior.
Syaraf : Dipersarafi oleh N. V.

KORNEA
Merupakan dinding dari bola mata. Sifat : mempunyai daya bias kornea : 40 – 50 dioptri dan tidak mempunyai pembuluh darah. Makanan berasal dari humos aquor secara inhibisi. Kornea terdiri dari 5 lapis :
1. Epitel
2. Lapisan Bowman
3. Stroma
4. Membran Descement
5. Endotel
Jika endotel rusak oleh karena sesuatu hal misal : trauma / operasi maka proses inhibisi terganggu. Cairan yang masuk lebih besar dari yang keluar, sehingga cairan tertimbun didalam —–> Oedema kornea. Maka kornea jadi keruh. ——- > Penglihatan jadi terganggu.

IRIS
Bekerja sebagai diagfragma.
Bila kena cahaya keras –> Pupil mengecil ( miosis ). Bila kena cahaya sedikit –> Pupil melebar. ( Midriasis ).
Pupil yang terus-menerus midriasis, tidak bisa mengecil disebut : Iridoplegi. Pupil yang selalu merasa silau sehingga mata menutup secara paksa —-> Bleparospasme.

CORPUS SILIARE
Mempunyai fungsi untuk :
1. Menghasilkan humos Aquor.
2. Sebagai alat akomodasi.
Yaitu jika muskulus ciliare kontraksi maka zonula longgar sehingga lensa jadi cembung.
COROID
Fungsi : Memberi makann retina bagian dalam melalui pembuluh darah.
CAMERA OKULI ( SUDUT BILIK MATA )
Fungsi : Menghasilkan humos akuor. Normalnya aliran keluar sama dengan air masuk. Bila air masuk > dari air keluar, ——> Tekanan bola mata meninggi. yang disebut Glaukoma. Bila air keluar > air masuk, ——> tekanan bola mata menurun, disebut Hipotoni.
Tekanan bola mata yang normal : 10 – 20 mmHg.
Tekanan bola mata meninggi : > 25 mmHg.

LENSA
Fungsi : -  10 Dioptri
±Refraksi dengan daya bias
- Akomodasi
Lensa terdiri dari :
a. Kapsul yang semi permiable
b. Kortex
c. Nukleus.
Lensa merupakan jaringan avaskuler, makanan didapat dari Humos akuor.

ASKEP GANGGUAN FUNGSI PENGLIHATAN

PENGKAJIAN
1. RIWAYAT KESEHATAN
- Kapan sakit mata mulai dirasakan
- Apakah gangguan penglihatan ini mempengaruhi ketajaman penglihatan.
- Bagaimana gangguan penglihatan terjadi ( perlahan/tiba-tiba ).
- Apakah pasien merasakan ada perubahan dalam matanya ( kemerahan, bengkak, berair ).
- Apakah perubahan yang terjadi sama pada kedua matanya .
- Apakah pasien sedang berobat tertentu ( sebutkan ) dan sudah berapa lama menggunakannya.
- Apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit serupa .
- Apakah pasien menderita : Hipertensi, DM
- Aapkah ada kerusakan melihat waktu senja.
HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN WAKTU PENGKAJIAN
a. Hilang penglihatan sementara ——> Gangguan peredaran darah otak.
b. Mata berair, mengantuk, silau dan sukar dibuka ——> Astenopia ( mata lelah ).
mata lelah : ——> letih, kaca mata tidak dipakai. Kaku akomodasi.
c. Penglihatan berkurang berlahan-lahan —-> Kelainan refraksi, gangguan sirkulasi dalam mata, kelaianan papil syaraf otak.
d. Melihat benda terbang —–> Kekeruhan badan kaca ( miopia tinggi, perdarahan badan kaca, uveitis, ablatio retina ).
e. Bentuk benda dilihat berubah ( perubahan warna, bengkak, membesar, mengecil).
—–> Astigmatisme, ablatio retina, epilepsi, intoksikasi obat, migren, histeria .
f. Penglihatan gelap total.
—–> Gangguan sirkulasi retina, hipotensi, spasme pembuluh darah, aritmia, anemia, koagulanopathi.
g. Sakit pada mata
—–> Hipermetropi, iritis, astigmatisme, iridoskilitis, glaukoma, kelainan sinus hidung.
h. Sakit sekitar mata dengan mata tenang.
—–> Stres, bekerja dengan mata terlalu lama, kelainan refraksi, kelainan sinus, glaukoma.
i. Fotopsia
—– > Migraen, retinitis, ablatio retina, epilepsi.
j. Mata kering dan panas.
——> Usila , alergi , keracunan obat, conjungtivitis.
k. Sakit sekitar dan dalam mata merah.
——-> Benda asing di kornea, alergi, glaukoma akut, skleritis, infeksi sinus paranasalis, iridosiklitis.
l. Mata berair
——-> Usila, benda sing di kornea, emosi, glaukoma, conjungtivitis, gangguan lakrimal.
2.RIWAYAT PERKEMBANGAN
NEONATUS
- Secara anatomis ukuran mata lebih lebar dibanding ukuran tubuh seluruhnya.
- Fungsi belum matur.
- Kornea lebih lebar, lebih datar dari organ dewasa.
- Mata edema beberapa hari, jarang membuka mata.
- Beberapa hari setelah lahir bereaksi terhadap sinar dengan menutup kelopak matanya.
- Pupil dilatasi dan pergerakan matanya tidak terkoordinir —-> mata seperti juling.
- 2 Minggu pertama kehidupan glandula lakrimalis belum ada.
INFANT
- Pupil kecil
- Terdapat air mata bila menangis.
 1 bulan sudah dapat±-  terfokus pada obyek yang diam, dalam jangkauan pandangannya.
 2 Bulan±-  mengikuti obyek yang bergerak ( cahaya, warna terang ).
 3 Bulan kedua±-  mata terkordinasi, melihat obyek dalam jangkauan penglihatannya.
- Secara refleks —–> 3 Bulan sudah dapat mengedip bila ada obyek yang menakutkan, dan kalau belum ada air mata perlu perhatian. anjurkan periksa.
- 4 – 6 bulan ketajaman pandangan mata meningkat menjadi 20/200. Anak menunjukan perhatian  91cm. Mulai takut pada orang asing, mampu mengikuti±terhadap rangsang. Jarak  obyek yg bergerak dengan baik, menatap obyek yang diletakkan pada tangannya dan membawanya kemulut –> koordinasi tangan & mata.
- 5 – 7 Bulan menunjukan warna-warna terang ( merah, kuning ).
 9 Bulan mampu mengambil±-  benda kecil
 12 bulan ketajaman mata 20/100 dan alat
±-  matur.
ANAK
- 2 Tahun —–> kornea mencapai ukuran dewasa
- 3 Tahun —–> Anatomi mata amtur, pandangan kedua mata berkembang komplit.
- 2 Tahun ——> Ketajaman mata 20/60
- 3 Tahun ——> Ketajaman mata 20/30
- Masa pra sekolah —— Ketajaman 20/30 dan siap untuk membaca.
- 3 Tahun ——> Pengenalan warna berkembang. ( Minimal 2 Warna ).
- Masa sekolah —–> Ketajaman 20/20.
REMAJA :
Emetropia berkembang baik, dan bola mata mencapai ukuran dewasa.
DEWASA :
- Dengan meningkatnya usia, lensa mata kurang elastis, kemampuan untuk fokus kurang —–Presbiopi.
- 42 – 45 Tahun
Tidak mampu melihat, tidak mampu membaca dengan jarak selengan, tidak mampu memasukan benang ke jarum.
3. Riwayat Sosial
- Tanya usia pasien, bandingkan dengan perkembangan yang normal dari matanya.
- Data tentang pekerjaan :
* Kerja dengan obyek kecil
* Kerja dengan jarak dekat dengann obyek
* Kerja di ruang terlalu terang atau suram
- Data tentang Hoby
Hubungkan hobi dengan keluhannya.
4. Riwayat Psikologi
- Prilaku dan reaksi pasien serta keluarganya terhadap gangguan penglihatan yang dialami pasien
- Mekanisme koping yang biasa digunakan pasien dalam mennghadapi dan menngatasi masalah.
5. Pengkajian Fisik
a. Pemeriksaan tajam penglihatan ( visus ) kartu snelen. ——Huruf, angka, huruf E, arah kaki ( buta huruf- pra sekolah ).
Kartu snelen yanng ditempatkan 5 – 6 m di tempat yang cukup terang tapi tidak menyilaukan kemudian mata diperiksa sebelah-sebelah.
Penilaian :
- Bila pasien hanya dapat mengenali sampai pada huruf baris yang berkode 20 m dan pasien berjarak 5 m dari kartu maka tajam penglihatan 5 / 20.
- Bila huruf terbesar ( kode 60 m ) tidak terbaca. ——- dekatkan kartu snelen sampai pasien dapat melihat huruf yang pada jarak berapa.
contoh : Pada jarak 2 m baru adapat mengenal huruf yang terbesar ——- 2 / 60
- Bila huruf terbesar tidak adapat dikenal maka hitung jari : yaitu tangan digerakkan vertikal atau horizontal —– dapat mengenal atau tidak cahaya.
- Menghitung jari, goyangan tangan, persepsi cahaya oleh mata normal masih dapat dikenal pada jarak terjauh : 60 m, 300m dan tidak terhingga. Maka tajam penglihatan : 1/60, 1/300, 1/- .
- Bila persepsi cahaya —– dari mana arah cahaya yang datang.
- Bayi / Anak —— reaksi meraih benda, arah tetap, reaksi pupil, refleks menghindari cahaya.

TANDA-TANDA KERUSAKAN MATA
1. Kemerahan pada mata yang bertahan lama.
2. Rasa nyeri kontinyu terutama sesudah trauma
3. Mata tertutup / sulit dibuka pada anak.
4. Penglihatan kabur / merasa ada bintik-bintik/ benda yang melayang pada mata.
5. Ada sesuatu yang nampak tumbuh dalam mata yang transparan atau pada kelopak.
6. Keluarnya sekret atau cairan yang terus menerus.
7. Pupil ireguler.
b. Kedudukan bola mata :
Normal —— sejajar ( orthoforia )
Apakah ada : – Exoftalmus ( menonjol keluar )
- Enoftalmus ( masuk / kebelakang )
- Estropia ( juling kedalam )
- Ekstropia ( juling keluar )
c. Gerak Bola mata :
Apakah terganggu kearah tertentu ——– Parese
Apakah ada Nistagmus ( mata bergerak-gerak )
d. Palpebra :
Superior :
- Bengkak difus ——– Sindrom nefrotik, anemia, reaksi alergi, Hipertiroid.
- Ekimosis (perubahan warna ) ——- Trauma
- Merah ———- radang, tekanan.
- Ektropion ( kelopak mata melipat keluar )
- Entropion ( kelopak mata melipat kedalam )
- Ptosis ——— Paralisis, meningitis, BBLR.
- Bengkak berbatas tegas ——– Kalazion / Herdoulum.
- Lagoftalmus ( kelopak mata sulit menutup ).
- Sikatrik, jaringan parut.
Inferior :
- Bagaimana fungsi eksresi lakrimal
- Bengkak, merah, keluar sekret.
e. Konjungtiva :
- Apa ada papil, sikatrik, hordeolum.
- Warna : merah ——- Peradangan.
Pucat ——– Anemia
Kuning —— Hati
f. Konea :
- Mikro / makro kornea – Kerosis kornea
- Edema – Keratomalasia ( lembek dan menonjol )
- Erosi – Stapilo kornea ( korneo menonjol )
- Ulkus
- Sikatrik
- Perforasi kornea
g. Sklera :
Normal : Warna putih
Nyeri tekan ——– robekan kornea.
h. Iris :
normal —— warna sama kedua mata
Warna berbeda ——— kelainan kongenital.
i. Pupil :
Reaksi terhadap cahaya.
- Normal —— isokor
- Apakah midriasis / miosis
- Hipus ( berubah-ubah )
- Oklusi pupil ( tertutup jaringan karena radang )
- Seklusi pupil ( seluruh lingkaran pupil melekat pada dataran depan lensa ).
- Diameter pupil normal —– 3-4 ml.
- Obat-obatan pupil :
* Atropion —- pupilk dialatasi tidak bergerak.
* Ampetamin, kokain —– pupil dilatasi
* Morphin —— Pupil kontriksi
* Rasa takut —– Pupil dilatasi
j. Lensa :
- Jernih / keruh
- Letaknya normal / tidak
- Katarak total / parsial

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kemungkinannya :
1. Gangguan rasa nyaman : nyeri pada mata sehubungan dengan proses penyakitnya.
2. Cemas sehubungan dengan berkurangnya penglihatan.
3. Gangguan konsep diri sehubungan dengan berkurangnya tajam penglihatan.
4. Cemas sehubungan dengan akan dilakukannya operasi mata.
5. Potensial terjadinya kecelakaan sehubungan dengan berkurangnya penglihatan.
6. Potensial terjadinya infeksi sehubungan dengan tindakan infasif prosedur operasi.
III. PERENCANAAN
1. Untuk peningkatan kesehatan mata :
Peran perawat —— Pendidikan kesehatan
Jarak membaca —— 30 – 35 cm.
Pekerja dengan obyek kecil —- istirahat berkala.
Untuk mencegah kecelakaan :
* Anak-anak
Beri mainan yang meningkatkan perkembangan intelektual dan penglihatan, jangan beri mainan dgn benda tajam.
* Adult :
- Yang pakai kaca mata p ada waktu olahraga
- Pakai pelindung mata
* Pekerja dipabrik metal, zat kimia kuat sehingga zat kimia tidak masuk mata.
* Pekerja di ruang dengan cahay aterang / silau sehingga mengurangi jumlah cahaya yang masuk.
- Penggunaan kaca mata gelap sehingga sinar mata tidak menyilaukan.
2. Perencanaan untuk pemeliharaan dan pemulihan kesaehatan mata :
a. Meneteskan / memberi salf mata :
- Mengenal guna dan efek obat.
- Buang obat —– berubah warna, keruh, dan kadaluarsa.
- Cekl nama pasien dan obat.
- Pastikan mata yang harus diobati.
- Cuci tangan sebelum bekerja.
- Posisi pasien tidur, duduk, kepala agak tengadah, dan pasien disuruh lihat keatas.
- Tarik kelopak mata bawah dan teteskan obat dalam kantong konjungtiva.
- Bila dua tetes —- kedip mata —- tetes kedua.
- Pasien mengedipkan mata pelan-pelan.
- Beri kapas.
b.Kompres mata :
* Kompres hangat lembab
mengatasi rasa nyeri, mempercepat penyembuhan, membersihkan mata.
*Kompres dingin lembab :
Mengurangi edema, rasa gatal, mengatasi perdarahan sesudah trauma.
* Kompres hangat
- Suhu air maksimal : 49 C
- Kompres jangan smapai menekan bola mata.
c. Irigasi mata
d. Merawat kontak lensa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar